How To Make Fruit Salad
The main ingredient :
- 200 grams, fresh apples. Wash, peel, and cut into dice pieces. In order for the color does not turn into brown, after cut immediately into the input of regular boiled water or ice water.
- 200 grams, fresh grapes. It could be red, black, or green wine. Wash clean, then split into two parts.
- 200 grams, fresh mango. It is advisable to use a sweet and sweet legume sweet mango sweet. Peel and cut into dice.
- 200 grams, large strawberries and fresh fruit. Wash clean, then split into 2 or 4 parts.
- 200 grams, green lettuce Sobek or cut into pieces.
- Dressing;
-150 ml, mayonnaise.
-2 tablespoons, shredded cheddar cheese.
-2 tablespoons, sweetened condensed milk.
-1 tablespoon, lime juice.
-½ teaspoon, shredded lime peel.
How to make fresh fruit salad:
1. First cool the ingredients in the refrigerator
2. Prepare container. put all the dressing material except cheddar cheese. mix and mix well
3. Remove the fruits from the refrigerator. insert it into the same container and mix well
4. Mix the dressingnya sauce until blended with the fruit before then served on a serving plate or directly in the container and sprinkle with grated cheese.
5. ruit salad diet ready to serve
Indolengka hadir sebagai penyedia informasi bagi kita semua, mengenai olaraga, pariwisata, kuliner, bahkan hingga informasi mengenai sejarah. Semuanya dikemas dengan sebaik mungkin, selengkap mungkin, dan semenarik mungkin, demi untuk kepentingan kita bersama.
Jumat, 24 November 2017
The Plants Only Can Be Found In Indonesia
The Plants Only Can Be Found In Indonesia
The carcass
The carcass is a giant flower that is very unique because it can produce a foul smell like a carcass. The stench is actually intended to invite the beetles and flies to land and help the process of pollination. These flowers grow high soaring up to reach 4 meters. When blooming, the exterior is creamy white while the crown is a deep purplish red. This flower will only bloom for 7 days until then die or grow back.
Flower carcass flowering in a long span of time, can be about 5 years. The native habitat of this flower is in the forests of Sumatra. It will still have many preserved in other areas such as in Forest Park Ir. Djuanda, Bandung.
Rafflesia Arnoldii
Rafflesia Arnoldii is also a gigantic flower that emits a foul odor when it blooms. Because both the same foul smell, sometimes many people who mistakenly call this flower as a carcass flower.
Rafflesia Arnoldii grows wider to the side and not rising like a carcass. When the flowers bloom, its diameter can reach 1 meter weighing up to 10 kilograms. The period of growing up to bloom is about 9 months. This flower will only bloom for 7 days before then wither and die. Rafflesia Arnoldii flowers live in other plants. Therefore, the habitat is highly dependent on the presence of host plants. Currently this bungai population is shrinking due to the increasingly narrow habitat due to the conversion of forest into agricultural, settlement, or mining areas.
Cendana
Kantong Semar
The bag semar only prey on insects when he was old. A bag of semar will open up for insects to enter. If there is already trapped then the pocket will be closed to digest the insects.
The carcass
The carcass is a giant flower that is very unique because it can produce a foul smell like a carcass. The stench is actually intended to invite the beetles and flies to land and help the process of pollination. These flowers grow high soaring up to reach 4 meters. When blooming, the exterior is creamy white while the crown is a deep purplish red. This flower will only bloom for 7 days until then die or grow back.
Flower carcass flowering in a long span of time, can be about 5 years. The native habitat of this flower is in the forests of Sumatra. It will still have many preserved in other areas such as in Forest Park Ir. Djuanda, Bandung.
Rafflesia Arnoldii
Rafflesia Arnoldii is also a gigantic flower that emits a foul odor when it blooms. Because both the same foul smell, sometimes many people who mistakenly call this flower as a carcass flower.
Rafflesia Arnoldii grows wider to the side and not rising like a carcass. When the flowers bloom, its diameter can reach 1 meter weighing up to 10 kilograms. The period of growing up to bloom is about 9 months. This flower will only bloom for 7 days before then wither and die. Rafflesia Arnoldii flowers live in other plants. Therefore, the habitat is highly dependent on the presence of host plants. Currently this bungai population is shrinking due to the increasingly narrow habitat due to the conversion of forest into agricultural, settlement, or mining areas.
Cendana
Because of the various benefits, it is not
wrong if this tree is very famous in Indonesia. Unfortunately the sandalwood
tree is not a plant that is easy to be cultivated so that it is now a status as
an extinct plant. Early in life, sprouts of sandalwood are parasitic plants
that live in other plants because he is unable to live alone. Therefore, the
sandalwood trees are now starting to decrease the population. The base oil of
sandalwood is also now very expensive because it is rare and difficult to find.
The Animals That Can Only Be Found In Indonesia
The Animals That Can Only Be Found In Indonesia
Rhinoceros One
One-horned rhinoceros or commonly known as Javan rhinoceros is
an animal that is almost extinct and can only be encountered in animal breeding
precisely located in the garden tip kulon. Very unfortunate endemic animals
Indonesia, because hunted for the cried taken very sharp. Which is used as a
treatment. This rhino can kill a person because of his sharpness. However, the
cultivation used to find food.
Peacocks
Peacock is a very rare bird. These
animals are very nearly extinct because humans are nurturing them but they are
not responsible for the survival of their lives. This animal lives in an open
nature that has a large grass. Peacocks feed on grains, grasses, leaves,
various insects, and various small insects such as spiders, worms, and small
lizards.
Komodo
dragon
Komodo or giant lizard is the largest species of lizard with
an average length of 2-3m that lives on the island of Komodo. Komodo residents
named it as Ora. Komodo dragons weigh up to more than 5 kg. It makes Komodo a
giant animal. Komodo food is the meat it makes Komodo become an aggressive
animal and can not be approached by humans. Komodo dragons are toxic and
deadly. Komodo dragons are nocturnal animals so it is dangerous for humans to
see them at night.
Deer Pig
Deer pigs are found only on the island of Sulawesi, Togian
Island, and Moluccas. Deer pig habitat is a tropical forest. These animals eat
fruits and vegetation. They only hunt food at night to avoid the beasts that
will attack them. Elk pig's body length is 87-106 centimeters, height of about
65-80 centimeters and weighs up to 90 kg.
Suku-suku Di Sulawesi
Ragam Suku Di Sulawesi Selatan
Suku Makassar
Suku Makassar, sebagai suku terbesar di Sulawesi Selatan, menyimpang
sejarah yang sangat panjang. Dalam catatan sejarah yang tertulis dalam
“lontara”, suku Makassar sudah menguasai Pulau Sulawesi sejak abad
ke-16. Bahkan kekuasaan orang-orang Suku Makassar saat itu meliputi
Seluruh pulau Sulawesi, Sebagian Kalimantan, Sebagian Pulau Maluku, Nusa
Tenggara, Hingga Timor-Timur (Timor Leste saat ini). Suku Makassar
sendiri terdiri dari beberapa sub suku yang tersebar luas di selatan
pulau Sulawesi, tersebar dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar,
Je’neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, dan Pangkep.
Suku Bugis
Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu,
atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama
dari daratan Asia tepatnya Yunan. Penyebaran Suku Bugis di seluruh Tanah
Air disebabkan mata pencaharian orang-orang bugis umumnya adalah
nelayan dan pedagang. Sebagian dari mereka yang lebih suka merantau
adalah berdagang dan berusaha (massompe‘) di negeri orang lain. Hal lain
juga disebabkan adanya faktor historis orang-orang Bugis itu sendiri di
masa lalu.
Suku Mandar
Orang Mandar sebagian besar berdiam di wilayah Majene dan Mamuju di
Provinsi Sulawesi Barat. Yang sering mengaku sebagai orang Mandar adalah
penduduk Majene, penduduk Mamuju sebaliknya lebih senang disebut orang
Mamuju. Kedua suku bangsa ini memang memperlihatkan ciri kehidupan
sosial dan budaya yang sama di mata orang luar. Selain mendiami kedua
wilayah tersebut, orang Mandar juga mendiami sebagian daerah di wilayah
Polewali-Mamasa. Jumlah populasinya sekarang sekitar 400.000 jiwa.
Suku Toraja
Suku bangsa ini mendiami sebagian jazirah Sulawesi Selatan bagian utara.
Kata Toraja diberikan oleh penduduk asli Sulawesi Tengah untuk menyebut
kelompok etnis yang berdiam di pedalaman dan pegunungan, to artinya
orang, dan ri aja artinya dari gunung. Orang Toraja sendiri zaman dulu
menyebut kelompoknya berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, yaitu
Sa'dan, dari nama sebuah sungai yang mengalir lewat wilayah mereka.
Karena itu sering juga disebut sebagai Toraja Sa'dan. Dan kalau dilihat
dari bahasa mereka disebut pula orang Toraja Tae.
Suku Bentong
Suku Bentong merupakan suku yang berdiam di desa Bulo-Bulo, Kecamatan
Pujananting, Kabupatn Barru, Sulawesi Selatan. Populasi suku ini
diperkirakan mencapai 25.000 jiwa, yang mana mayoritas memeluk agama
Islam. Mata pencaharian utama suku Bentong adalah bercocok tanam.
Sehari-hari, suku ini berkomunikasi dalam bahasa Bentong. Suku Bentong
sering digolongkan ke dalam kelompok suku Terasing, karena mereka
membuat pemukiman yang jauh terpencil dari masyarakat lain. Mereka suka
berkelana di hutan sambil mencari dan berburu apa saja yang mereka
temukan di hutan untuk kebutuhan hidup mereka.
Suku Duri
Suku Duri terdapat di Kabupaten Enrekang, di daerah pegunungan yang
berhawa sejuk di tengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan, berbatasan
dengan Tanah Toraja. Pemukiman orang Duri terdapat di kecamatan Baraka,
Alla dan Anggeraja yang seluruhnya berjumlah 17 desa. Mereka tinggal
dekat dengan jalan yang dapat dilalui mobil. Hanya sedikit yang bermukim
di daerah pegunungan yang tinggi.
Suku Enrekang
Suku Enrekang masih berhubungan erat dengan Bugis . Pada umumnya
berdomisili di Kabupaten Enrekang provinsi Sulsel. Sejak abad XIV,
daerah ini disebut MASSENREMPULU yang artinya meminggir gunung atau
menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK
DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih
ada arti versi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan
dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG”
versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang
adalah daerah pegunungan, sudah mendekati kepastian sebab jelas bahwa
Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit
Suku Konjo Pegunungan
Suku Konjo Pegunungan terutama tinggal di wilayah pegunungan di
Kecamatan Tinggi Moncong dengan kotanya Malino, hampir seluruh Kabupaten
Gowa dan Sinjai. Wilayah Kalimporo/Jannaya merupakan pusat wilayah
Konjo, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan
desa-desa Konjo yang lain. Bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa
Konjo yang termasuk dalam kelompok bahasa Makasar dan serupa dengan
bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan. Suku ini mendiami hampir seluruh
Kabupaten Gowa. Gowa bekas kerajaan yang menjadi obyek wisata, terletak
sekitar 30 km dari Ujung Pandang.
Suku Konjo Pesisir
Suku Konjo Pesisir mendiami empat kecamatan di sebelah tenggara dari
wilayah Bulukumba - Kajang, Herlang, Bonto Tiro dan Bonto Bahari. Yang
juga termasuk suku ini adalah suku Konjo Hitam, yang menempati daerah
sebelah barat dari Kajang. Suku Konjo Hitam ini memilih mempertahankan
cara hidup lama, seperti misalnya : memakai pakaian hitam, tidak
mengijinkan penggunaan peralatan modern (misalnya kursi, lampu,
kendaraan, sekolah) dan mempraktekkan ilmu sihir sebagai bagian dari
ibadah animistik mereka. Suku Konjo tinggal di Kabupaten Bulukumbu,
kurang lebih 209 km dari kota Ujung Pandang , Propinsi Sulawesi Selatan.
Nama lain suku ini adalah Kajang - merupakan perkampungan tradisional
khas suku Konjo.
Suku Luwu
Kerajaan Luwu adalah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi
Selatan yang wilayahnya mencakup Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan
Poso. Perkataan “Luwu” atau “Luu” itu sebenarnya berarti “Laut”. Luwu
adalah suku bangsa yang besar yang terdiri dari 12 anak suku. Walaupun
orang sering mengatakan bahwa Luwu termasuk suku Bugis, tetapi
orang-orang Luwu itu sendiri menyatakan mereka bukan suku Bugis, tetapi
suku Luwu. Sesuai dengan pemberitaan lontara Pammana yang mengisahkan
pembentukan suku Ugi’ (Bugis) di daerah Cina Rilau dan Cina Riaja, yang
keduanya disebut pula Tana Ugi’ ialah orang-orang Luwu yang bermigrasi
ke daerah yang sekarang disebut Tana Bone dan Tana Wajo dan membentuk
sebuah kerajaan. Mereka menamakan dirinya Ugi’ yang diambil dari akhir
kata nama rajanya bernama La Sattumpugi yang merupakan sepupu dua kali
dari Sawerigading dan juga suami dari We Tenriabeng, saudara kembar dari
Sawerigading. Suku Luwu tinggal di Kabupaten Luwu dan sekitarnya.
Suku Kajang
Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar,
Sulawesi Selatan. Secara turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan
Kajang, Kabupaten Bulukumba. Bagi mereka, daerah itu dianggap sebagai
tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa. Di Tana Toa,
suku Kajang terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar.
Suku Kajang Luar hidup dan menetap di tujuh desa di Bulukumba. Sementara
suku Kajang Dalam tinggal hanya di dusun Benteng. Di dusun Benteng
inilah, masyarakat Kajang Dalam dan Luar melaksanakan segala
aktifitasnya yang masih terkait dengan adat istiadat.
Kamis, 23 November 2017
Pohon Natal Terbesar di Dunia Ada Di Toraja
Pemkab Toraja Utara bekerjasama Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat pohon Natal raksasa di Lapangan Bakti, Rantepo, Toraja Utara.
Rangka Bambu yang dugunakan setinggi 45 meter akan dibangun untuk memeriahkan Natal dan juga event Lovely Desember di Toraja Utara.
Menurut staf Dinas Kehutanan Povinsi Sulsel proyek pembangunan pohon Natal Terbesar di dunia ini adalah Usul dari Gubernur Sulsel yaitu Syahrul Yasin Limpo. Rencananya pohon Natal Ini akan memecahkan rekor MURI. Jika anda penasaran dengan pohon Natal terbesar di dunia ini ayo,, datang ke Toraja apalagi akan ada event Lovely Desember yang akan dilaksanakan di Toraja Utara dimana akan banyak pameran dan pentas-pentas seni dan pertunjukan lainnya yang akan dipertunjukka. jadi Tunggu apa lagi ayo Natalan di Toraja.
Rangka Bambu yang dugunakan setinggi 45 meter akan dibangun untuk memeriahkan Natal dan juga event Lovely Desember di Toraja Utara.
Menurut staf Dinas Kehutanan Povinsi Sulsel proyek pembangunan pohon Natal Terbesar di dunia ini adalah Usul dari Gubernur Sulsel yaitu Syahrul Yasin Limpo. Rencananya pohon Natal Ini akan memecahkan rekor MURI. Jika anda penasaran dengan pohon Natal terbesar di dunia ini ayo,, datang ke Toraja apalagi akan ada event Lovely Desember yang akan dilaksanakan di Toraja Utara dimana akan banyak pameran dan pentas-pentas seni dan pertunjukan lainnya yang akan dipertunjukka. jadi Tunggu apa lagi ayo Natalan di Toraja.
Langganan:
Postingan (Atom)